Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Juni 2015

Sejarah Singkat Negara Jepang


a)      Zaman Paleolitik
Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman esterakhir yang sekaligus awal dari periode Mesolitik zaman Jōmon. Bukti-bukti penggalian arkeologi menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni orang sejak 35.000 SM. Kepulauan Jepang terpisah dari daratan Asia setelah zaman es terakhir sekitar 11.000 SM.
b)      Zaman Jomon
Zaman Jōmon berlangsung dari sekitar 14.000 SMhingga 300 SM. Kebudayaan Jōmon bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitikhingga Neolitik. Orang zaman Jōmon sudah mengenal bentuk awal dari pertanian. Menurut tes penanggalan radiokarbon, beberapa contoh tembikartertua di dunia berasal dari Jepang, disertai pisau belati, giok, sisirdari kulit kerang, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya berasal dari abad ke-11 SM. Analisis DNAmenunjukkan bahwa penduduk asli Hokkaidodan bagian utara Pulau Honshu yang disebut suku Ainuadalah keturunan orang zaman Jōmon dan merupakan keturunan dari manusia pertama penghuni Jepang.
c)      Zaman Yayoi
Zaman Yayoi berlangsung dari sekitar 400 SM atau 300 SM hingga 250 Masehi. Dari situs arkeologi kota Yayoi, distrik Bunkyō, Tokyo ditemukan artefak asal zaman yang kemudian disebut zaman Yayoi.
Pada awal zaman Yayoi, orang Yayoi sudah mulai dapat menenun, bertanam padi, mengenal perdukunan serta pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dipelajari dari Korea atau Cina. 
d)     Zaman Kofun
Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M. Pada zaman ini sudah terdapat negara-negara militer yang kuat dengan klan-klan berpengaruh sebagai penguasa. Salah satu di antaranya terdapat negara Yamato yang dominan, dan berpusat di Provinsi Yamato dan Provinsi Kawachi. Hubungan yang erat antara Jepang dengan Tiga Kerajaan Korea dimulai pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir abad ke-4.
e)      Zaman Asuka
Pada zaman Asuka (538-710), negara Jepang purba Yamato secara bertahap menjadi negara yang tersentralisasi. Negara Jepang purba sudah memiliki undang-undang seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Taihō dan butir-butir Reformasi Taika. Masuknya agama Buddha di Jepang mengakibatkan orang tidak lagi membuat makam berbentuk kofun.
f)       Zaman Nara
Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang yang kuat. Sepanjang zaman Nara, perkembangan politik sangat terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan biksu dan bangsawan, termasuk dengan klan Fujiwara. Hubungan luar negeri berlangsung dengan Silla dan hubungan formal dengan Dinasti Tang. Pada 784, ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō untuk menjauhkan istana dari pengaruh para biksu, sebelum akhirnya dipindahkan ke Heian-kyō (Kyoto).
g)      Zaman Heian
Periode akhir sejarah klasik Jepang berlangsung dari 794 hingga 1185 yang disebut zaman Heian. Puncak kejayaan istana kekaisaran di bidang puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian Pada zaman Heian berkembang berbagai macam kebudayaan lokal, misalnya aksara kana yang asli Jepang. Pengaruh budaya Cina surut setelah sampai di puncak keemasan.
Pada akhir zaman Heian bermunculan berbagai klan samurai. Empat klan samurai yang paling kuat adalah klan Minamoto, klan Taira, klan Fujiwara, dan klan Tachibana.
h)      Zaman Kamakura
Keshogunan Kamakura berkuasa di Jepang dari tahun 1185 hingga 1333 yang disebut zaman Kamakura yang merupakan zaman transisi menuju abad pertengahan Jepang. Abad pertengahan berlangsung selama hampir 700 tahun ketika pemerintah pusat, istana, dan Kaisar Jepang umumnya hanya menjalankan fungsi-fungsi seremonial. Urusan sipil, militer, dan kehakiman dikendalikan oleh kelas samurai. Secara de facto, penguasa negeri kekuasaan politik berada di tangan shogun yang berasal dari klan samurai yang terkuat.
Zaman Kamakura berakhir setelah runtuhnya kekuasaan Keshogunan Kamakura pada tahun 1333. Kekuasaan dikembalikan ke tangan kekaisaran di bawah pemerintahan Kaisar Go-Daigo dalam masa Restorasi Kemmu yang hanya berlangsung singkat. Pemerintahan Go-Daigo kembali ditumbangkan oleh Ashikaga Takauji.
i)        Zaman Muromachi
Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi berlangsung dari sekitar tahun 1136 hingga 1673 ketika kekuasaan pemerintah berada di tangan Keshogunan Ashikaga yang juga disebut Keshogunan Muromachi.
Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga disebut zaman Nanboku-cho atau zaman Istana Utara-Istana Selatan ketika kekuasaan istana terbelah dua menjadi Istana Utara dan Istana Selatan. Sejak tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi disebut sebagai zaman Sengoku atau "zaman negara-negara bagian yang berperang". Pada zaman Sengoku terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan antarprovinsi. Pada masa ini pula terjadi kontak pertama Jepang dengan orang-orang Barat yang disebut Perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang Portugis tiba di Jepang.
j)        Zaman Azuchi-Momoyama
Dari tahun 1568 hingga 1600 di Jepang disebut zaman Azuchi-Momoyama. Jepang bersatu secara militer dan negara menjadi stabil di bawah kekuasaan Oda Nobunaga yang dilanjutkan oleh Toyotomi Hideyoshi.
Setelah berhasil menyatukan Jepang, Hideyoshi berusaha memperluas wilayah dengan melakukan invasi ke Korea. Dua kali usaha penaklukan Korea berakhir dengan ditarik mundurnya pasukan Hideyoshi dari Semenanjung Korea pada tahun 1598 akibat dikalahkan pasukan gabungan Korea dan Cina, serta wafatnya Hideyoshi.
k)      Zaman Edo
Pada zaman Edo adalah pemerintahan otonomi daerah berada di tangan lebih dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai klan terkuat, pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi menjabat sebagai shogun (sei-i taishōgun). Keshogunan Tokugawa yang bermarkas di Edo (sekarang Tokyo) memimpin para daimyo di masing-masing daerah otonom yang disebut domain (han).
Kelas samurai ditempatkan oleh keshogunan di atas kelas rakyat biasa, petani, perajin, dan pedagang. Keshogunan mengeluarkan undang-undang yang mengatur segala aspek kehidupan, dimulai dari potongan rambut dan busana untuk masing-masing kelas dalam masyarakat. Shogun mewajibkan para daimyo secara bergantian untuk bertugas di Edo. Mereka disediakan rumah kediaman mewah di Edo agar tidak memberontak. Kekuatan militer daimyo daerah ditekan, dan diharuskan meminta izin dari pusat sebelum dapat memperbaiki fasilitas militer. Keshogunan Tokugawa runtuh setelah Perang Boshin 1868-1869.
Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e dan seni teater kabuki dan bunraku. Sejumlah komposisi terkenal untuk koto dan shakuhachi berasal dari zaman Edo.

Rabu, 08 Oktober 2014

Sejarah Manusia Purba di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba. Ini artinya, Indonesia pada masanya pernah didiami oleh manusia purba. Kenyataan ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat penting bagi para ahli yang akan melakukan studi tentang manusia purba. Adapun tempat lain yang juga ditemukan fosil manusia purba yaitu Prancis, Jerman, Belgia, dan Cina.


Sejarah Manusia Purba di Indonesia
Faktor apakah yang membuat Indonesia menjadi tempat menarik untuk didiami oleh manusia purba? Kita tahu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung oleh alam. Jadi besar kemungkinan faktor utama yang menarik manusia purba untuk mendiami Indonesia adalah kesuburan tanahnya serta kekayaan akan faunanya. Sejak 10000 tahun yang lalu ras-ras manusia seperti yang kita kenal sekarang ada di Indonesia. Pada kala Holosin dikenal dua ras, yaitu ras Austromelanosoid dan ras mongoloid. Ras Austromelanosoid mempunyai ciri-ciri tubuh agak besar, tengkorak kecil, rahang kedepan, hidung lebar, alat pengunyah kuat. Ras mongoloid memiliki ciri-ciri tubuh lebih kecil, tengkorang sedang, muka lebar dan datar, hidung sedang. Temuan rangka manusia Pos Plestosin di pantai timur Sumatera Utara, gua-gua di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Sisa-sisa manusia di langsa tamiang dan binjai menunjukkan ciri-ciri austromelanosoid.

Dengan melihat keadaan di Sumatera Timur dan membandingkan dengan keadaan di pantai selat Malaka, manusia ini memakan bintang laut, kerang laut, dan ikan, disamping beberapa hewan darat, seperti babi dan badak. Manusia ini juga telah mengenal api, mengubur mayat, dan upacara tertentu. Pada saat bersamaan di gua lawa, sampung, ponorogo, didapati manusia yang termasuk ras Austromelanosoid. Mereka hidup dari binatang buruan, seperti kerbau, rusa, dan gajah.

Di flores, yaitu liang toge, liang momer, dan liang panas didapatkan sisa-sisa manusia yang menunjukkan ciri-ciri Austromelanooid. Di liang toge, flores barat manusianya diperkirakan hidupnya secara meramu dan berburu. Dari data tersebut maka populasi di Indonesia di kala Pos Plestosin: Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara didiami ras Austromelanosoid dengan sedikit unsur Mongoloid, tapi di Sulawesi selatan menunjukan ras mongoloid. Mungkin karena pengaruh mongoloid melalui Filipin – Kalimantan – Sulawesi.

Kehidupan praaksara di Indonesia dimulai sejak munculnya manusia purba. Berdasarkan banyaknya fosil purba yang ditemukan, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan tempat yang menarik bagi manusia purba untuk ditempati. Oleh karena itu, Indonesia menjadi sangat penting bagi para ilmuan yang akan meniliti keadaan dan kehidupan manusia purba. Jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, meliputi Meganthropus Palaejavanicus, Pitchecanthropus Erectus, dan Homo.

1. Meganthropus Palaejavanicus
Ukuran fisik manusia purba jenis ini serba besar dan bentuknya tegap. Nama Meganthropus Palaejavanicus berasal dari empat kata yaitu, Mega, Anthropus, dan Javanicus. Jadi Meganthropus Palaejavanicus ialah Von Koenigswald di sangiran, Surakarta pada tahun 1941.

2. Pitchecanthropus Erectus
Manusia purba jenis Pitchecanthropus Erectus banyak ditemukan di Indonesia nama Pitchecanthropus Erectus berasal dari 3 kata yaitu, pithecos, Anthropus, dan Erectus. Jadi Pitchecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil Pitchecanthropus Erectus ditemukan di desa Trinil, ngawi, jawa timur pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pitchecanthropus Erectus diperkirakan hidup antara 1-1,5 juta tahun yang lalu. Fosil ini sejenis juga ditemukan di desa jetis, mojokerto di lembah sungai brantas pada tahun 1936 oleh Van Konigswald. Oleh karena temuan tersebut berupa fosil anak-anak, Weidenreich menamakannya Pitchecanthropus Erectus. Adapun van koningswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis.

3. Homo
Hasil penelitian Van Koningswald menyimpulkan bahwa makhluk yang diberi nama homo ini memiliki tingkatan lebih tinggi dibanding Pitchecanthropus Erectus dan Meganthropus. Bahkan manusia purba jenis homo dapat dikatakan sebanding dengan manusia biasa. Di Indonesia ditemukan dua jenis fosil homo, yaitu Homo Soloensies dan Homo Wajakensis.

a. Homo soloensies
Nama Homo soloensies berarti manusia dari solo. Fosil ini ditemukan oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandongan, Lomba sungai bengawan solo antara tahun 1931-1934.

b. Homo Wajakensis
Nama Homo Wajakensis berarti manusia dari wajak. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa wajak, tulungagung pada tahun 1889. Berdasarkan penelitian, antara jenis Pithecanthropus dan Homo memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut.
Pitchecanthropus memiliki rumah tengkorak yang lebih kecil dibanding Homo, sehingga volume otaknya pun juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pitchecanthropus kurang dari seribu cc, sedangkan ruang tengkorak homo sapiens lebih dari 1000 cc.
Tulang kening Pitchecanthropus lebih menonjol kedepan.
Pitchecanthropus tidak berdagu, sedangkan homo berdagu.
tulang rahang dan gigi Pitchecanthropus lebih besar dan kuat dari pada tulang rahang gigi homo