Sabtu, 13 Juni 2015

Indikator Negara Maju - Jepang

1)      Jumlah dan Kepadatan Penduduk Rendah
Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127.614.244 jiwa (perkiraan 1 Februari 2009). Merupakan jumlah penduduk tertinggi ke-10 di dunia. Dengan kepadatan penduduk terbanyak ke 30 di dunia, 337 jiwa/km².
2)      Pertumbuhan Penduduknya Rendah
Tingkat pertumbuhan pendudukan  nasional sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 hanya berada di tingkat  0.9%.
3)      Usia Harapan Hidup Tinggi
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.
4)      Pendapatan Perkapita Penduduk Tinggi
Berikut adalah perhitungan produk domestik bruto (PDB) dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP, bahasa Inggris: purchasing power parity) per kapita, nilai seluruh produk dan jasa yang dihasilkanoleh Jepang dalam suatu tahun, dibagi dengan rata-rata jumlah penduduk dalam tahun yang sama.
Tabel 2.4 PDB Jepang
Rank
Sumber
Tahun
Intl. $
26
International Monetary Fund
2010
33,805
37
CIA World Factbook
2010
34,200
25
World Bank
2009
32,150

5)      Angka Kelahiran dan Angka Kematian Relatif Rendah
Demografi Jepang ditandai penurunan tingkat kelahiran secara terus menerus dan peningkatan harapan hidup yang menyebabkan penduduk Jepangmakin menua.
Sensus Januari 1997 memprediksi 27,4% populasi Jepang akan berusia di atas 65 tahun pada tahun 2025, dan bertambah menjadi 32,3% pada tahun 2050. Persentase penduduk usia muda (0-14 tahun) terus menyusut sejak 1982. Pada tahun 2008, penduduk usia muda berjumlah 17.180.000 orang atau 13,5% dari total penduduk, sementara populasi usia produktif (15-64 tahun) sebesar 64,5% (82.300.000 orang), dan terus menurun sejak tahun 1996. Menurut data 1 Juli 2009, persentase penduduk 0-14 tahun dan 15-64 tahun mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,84% (145.000 orang) dan 1,02% (844.000 orang) dibandingkan data 1 Juli 2008.
6)      Tingkat Pendidikan Penduduknya Tinggi Sehingga Tidak Ada Penduduk yang Buta Huruf
Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji. Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah Dasar danSekolah Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).
Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitasakademi, sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya. Pendidikan di Jepang sangat kompetitif, khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati olehUniversitas Tokyo dan Universitas Keio. Dalam peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.
7)      Fasilitas Kesehatan yang Baik
Jepang juga di dukung dengan fasilitas kesehatan yang sangat baik. Di negara tersebut terdapat asuransi kesehatan yang disebut Hokken. Berbeda dengan Askes atau BPJS di Indonesia yang runtannya harus ke dokter keluarga dulu, baru mendapat rujukan ke RS yang ditunjuk, di sini Hokken bisa digunakan di semua klinik.
Dengan menggunakan Hokken, kita hanya diharuskan membayar 30% dari total biaya pengobatan, termasuk obat. Untuk mahasiswa secara otomatis ikut dalam Asuransi Kesehatan Universitas, sehingga biaya yang 30% itu bisa di klaim lagi dan mendapat kembalian 15%, jadi total hanya membayar 15% saja. Lalu,  Asuransi kesehatan untuk anak dibawah 6 tahun gratis 100%.
8)      Sebagian Besar Penduduknya Bekerja Pada Sektor Industri Dan Jasa.
Sejumlah tiga perempat dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari sektor jasa. Industri utama sektor jasa di Jepang berupa bank, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, dan telekomunikasi. Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT, TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway, Seven & I, dan Japan Airlinesadalah nama-nama perusahaan Jepang yang termasuk perusahaan terbesar dunia. Kebijakan Pemerintah Jepang di masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi melakukan swastanisasi Japan Post. Enam keiretsuutama terdiri dari grup Mitsubishi, Sumitomo, Fuyo, Mitsui, Dai-Ichi Kangyo, dan Sanwa. Sejumlah 326 perusahaan Jepang berada dalam daftar Forbes Global 2000atau 16,3% dari total perusahaan dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun 2006.
Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen (lihat industri elektronik konsumen Jepang), komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses. Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak.
Kawasan industri tersebar di sejumlah prefektur. Di wilayah Kantō, kawasan industri berada di Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo (kawasan industri Keihin). Di wilayah Tōkai, kawasan industri Chukyo-Tokai berada di Aichi, Gifu, Mie, dan Shizuoka. Di wilayah Kansai, kawasan industri Hanshin berada di Osaka, Kyoto, dan Kobe. Kawasan industri Setouchi mencakup barat daya Pulau Honshu dan bagian utara Shikoku sekitar Laut Pedalaman Seto, sementara di Kyushu, kawasan industri berada di bagian utara Kyushu (Kitakyūshū)
9)      Sektor Pertanian Tetap Diusahakan Walaupun Sedikit Namun Pengolahannya Telah Menggunakan Alat-alat Modern.
Walaupun hanya 12% dari luas daratan di Jepang yang bisa dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi maju. Sektor pertanian adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan menerima subsidi dalam jumlah besar.
Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, dan teh. Hasil peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan susu. Sayur-sayuran berupa lobak, kubis, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah apel dan jeruk. Apel merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk pertanian unggulan Prefektur Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka, dan Kyushu. Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda di Nagasaki pada akhir abad ke-18.
10)  Sumber Daya Manusianya Berkualitas Tinggi, Sehingga Dapat Menguasai Ipteks
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. 
Tak heran Sumber daya manusia di Jepang Berkualitas Tinggi. Karena Sumber Daya Manusianya di dukung Sistem pendidikan Baratyang diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang.
11)  Tingkat Pengangguran Rendah, Sedikit Dijumpai Penduduk Yang Miskin
Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia.