Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Maret 2015

Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)




      Dalam masyarakat yang modern, sering di bedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Community adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan dengan interaksi penduduk diluar batasan masyarakat.
      Warga pedesaan, suatu masyarakat yang mempunyai suatu hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya kelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian.
      Apabila ditinjau dari sudut pemerintahan hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah. Disamping itu, karena tidak adanya pembagian kerja yang tegas, seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama sekali tidak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.
      Masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Mayoritas penduduknya hidup dengan bermacam-macam jenis pekerjaan yang bersifat non-agraris.
   
     Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut :
a.       Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b.      Sikap hidupnya cenderung individualisme atau egoisme.
c.       Memiliki tingkah laku yang bergerak maju, mempunyai sikap kreatif, radikal dan dinamis.
d.      Memiliki sifat materialistis.
e.       Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
f.       Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
g.      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak oleh warga kota dari pada warga desa.
h.      Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
i.        Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
j.        Perubahan-perubahan sosial tampak dengan dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka, dalam menerima pengaruh luar.
      Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses tersebut terjadi menyangkut 2 aspek yaitu :
a.       Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
b.      Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Ada beberapa sebab yang mengakibatkan urbanisasi diantaranya :
a.       Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota (seperti Jakarta).
b.      Letak tempat tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
c.       Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang maupun jasa.
  Faktor pendorong masyarakat desa untuk meninggalkan daerah kediamannya adalah sebagai berikut:
a.       Di desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.
b.      Penduduk desa pada umumnya para muda-mudi merasa tertekan pada adat istiadat yang mengakibatkan cara hidup yang monoton.
c.       Di desa tidak dapat banyak mendapatkan ilmu pengetahuan.
d.      Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual kurang sekali dan kalau juga ada perkembangan sangat lambat.
e.       Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti misalnya kerajinan tangan tentu menginginkan pasar yang sangat luas bagi hasil produksinya. Ini tidak mungkin di dapatkan di desa.
 Sebaliknya akan di jumpai pula beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut :
a.       Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan banyak penghasilan.
b.      Di kota banyak kesempatan mendirikan perusahaan industri dan lain-lain.
c.       Di kota lebih banyak modal.
d.      Pendidikan di kota lebih banyak dan lebih mudah didapat.
e.       Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
f.       Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dan dari segala lapisan.                  

Klasifikasi Kelompok Sosial



1.      Klasifikasi Kelompok Sosial
a.       In-Groupdan Out-Group
     In-groupadalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Ia selalu di kaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan “mereka”, misalnya “kami mahasiswa Pendidikan Geografi dan “mereka mahasiswa Pendidikan Matematika”. Sikap-sikap in-grouppada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok.
     Sikap out-groupselalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group atau out-group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.
b.      Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
     Menurut Charles Horton Chooley dalam bukunya yang berjudul Social Organization(1909) menyatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Hasil dari hubungan yang erat dan bersifat pribadi itu adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok.
     Ciri-ciri kelompok primer yang dikemukakan Cooley adalah sebagai berikut :
1)      Syarat utama keanggotaan kelompok primer adalah sebagai berikut.
a)      Antaranggota kelompok saling berdekatan secara fisik dan terjadi interaksi secara intensif.
b)      Kelompok tersebut kecil, sehingga masing-masing individu akan mudah berinteraksi secara langsung.
c)      Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan, misalnya hubungan darah (kekerabatan) dan pertemanan.
2)      Sifat Hubungan-hubungan Primer
      Salah satu sifat dari hubungan antar anggota kelompok primer adalah kesamaan tujuan dari individu-individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, sehingga hubungan bukan saja sebagai alat untuk mencapai tujuan melainkan menjadi salah satu tujuan utama. Pada dasarnya yang dimaksud dengan adanya persamaan tujuan disini mempunyai dua arti sebagai berikut :
a)      Individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sebagai contoh dua orang sahabat yang memiliki cita-cita yang sama.
b)      Kesediaan salah satu pihak untuk berkoban demi kepentingan pihak lain. Sebagai contoh, orang tua mau berkorban apa saja demi anaknnya.
      Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
      Sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok sekunder adalah sebagai berikut :
1)      Masing-masing anggota tidak saling mengenal karena jumlahnya banyak.
2)      Bersifat tidak permanen.
3)      Hubungan antaranggota renggang dan tidak perlu mengenal secara pribadi.
4)      Pola hubungan cenderung mengarah pada hubungan formal karena sedikitnya kontak antar anggota dan kotak tersebut baru akan terjadi ketika ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.
c.       Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
1)      Paguyuban (Gemeinschaft)
      Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga. Menurut Tonnies ciri-ciri pokok paguyuban adalah sebagai berikut :
a.       Intimate, adalah adanya hubungan yang mesra dan menyeluruh.
b.      Private, adalah adanya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c.       Exclusive, bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”
Apabila dalam suatu paguyuban terjadi pertentangan antar anggota maka pertentangan tersebut tidak akan bisa diatasi hanya dengan suatu hal saja dan akan menjalar ke bidang-bidang lain. Hal tersebut disebabkan adanya hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.
Jenis-jenis gemeinscaft terbagi menjadi 3, yaitu :
a.       Gemeinschaft of Blood: yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan (garis keturunan).
Contoh : keluarga dan kekerabatan.
b.      Gemeinschaft of Place: yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
Contoh : rukun tetangga dan rukun warga
c.        Gemeinschaft of Mind : yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama meskipun diantara mereka tidak memiliki hubungan darah dan tinggal secara berjauhan. Pada umumnya paguyuban ini tidak memiliki ikatan yang sekuat paguyuban karena darah ataupun keturunan.
2)      Patembayan (Gesselschaft)
      Patembayan adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja yang memiliki kepentingan secara rasional.
Sumber : nasional.kompas.com
Gambar 2.1 : Contoh Kelompok Sosial Patembayan (Gemeinschaft)

d.      Formal Grup dan Informal Grup
     Formal grup merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Kelompok formal disebut juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Contoh : organisasi mahasiswa seperti HIMAGEO (Himpunan Mahasiswa Geografi).
      Informal group merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa  memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Pada kelompok informal ini pada umumnya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi media pertemuan berbagai kepentingan ataupun pengalaman- pengalaman yang sama.
e.       Membership Groupdan Reference Group
     Membership group merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batasan yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak bisa dilakukan secara mutlak hal tersebut diakibatkan adanya perubahan-perubahan keadaan. Kondisi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam suatu kelompok. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi dalam kelompok maka ditemukan adanya dua istilah yaitu nominal group-member dan peripheral group-member. Seorang anggota nominal group adalah orang yang dianggap berinteraksi dengan kelompok sosial oleh orang lain, meskipun interaksinya tidak intens. Sedangkan peripheral group dianggap tidak berhubungan lagi dengan kelompok sosial yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota ataupun kelompok tersebut.
      Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut. Bisa juga diartikan sebagai kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang bukan anggota untuk membetuk pribadi dan perilakunya.     
f.       Kelompok Okupasional dan Volunter
      Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.
      Kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
2.      Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
a.       Kerumunan (Crowd)
      Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan.
1)      Formal Audienceatau khalayak penonton atau pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat perhatian dan perencanaan tujuan, sifatnya sangat pasif. Contoh : penonton bioskop.
2)      Planned Expressive Groupmerupakan kerumunan yang tidak mementingkan pusat-pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan-kegiatan serta kepuasan yang dihasilkan. Fungsinya sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami karena kerja sehari-hari. Contoh : orang yang berekreasi.
3)      Inconvenient Aggregation merupakan kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Contoh : orang-orang antri karcis.
4)      Panic Crowdsatau kerumunan panik merupakan kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Contoh : orang yang dilanda banjir.
5)      Spectator Crowdsatau kerumunan penonton merupakan kerumunan yang terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, kerumunan ini tanpa direncanak

b. Publik

     Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio atau televisi. Namun karena jumlahnya besar dan tempatnya tidak terbatas, akibatnya perhatian publik semakin tidak tajam.