Senin, 30 Maret 2015

Makalah Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat



PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

MAKALAH




Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan



Oleh :
Vina Kania
132170005
Dzikra Hafidzhah Bunyamin
132170011
Cahya Darmawan
132170018





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014









KATA PENGANTAR
         Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini dengan judul “Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
Pendidikan tidak hanya merupakan kewajiban pemerintah, sekolah, dan guru saja, tapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan masayarakat. Masyarakat diharapkan peran sertanya dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan, terutama dalam mendidik moral, norma, dan etika yang sesuai dengan agama dan kesepakatan masyarakat. Oleh sebab itu, kami sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi yang nantinya akan menjadi calon seorang guru memilih judul di atas karena kami rasa penting sekali untuk mengelola hubungan yang baik dan harmonis diantara sekolah dan masyarakat.
        Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.      dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikanyakni Ibu Setya Wahyuningsih M.Pdyang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan bimbingan  kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2.      kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara moril maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3.      rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan demi tersusunnya makalah ini.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Tasikmalaya, 25 September 2014

                                                            Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Makin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya pendidikan anak-anaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan masyarakat untuk menjalin kerjasama. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya, dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya.
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian, karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu. Hubungan sekolah masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan.
Karena sekolah merupakan bagian(sub-sistem) dari sistem yang besar, yaitu masyarakat, maka keterlibatan partisipasi masyarakat sekolah sangat penting. Tanpa partisipasi masyarakat, sekolah hanya akan merupakan oraganisasi yang kering dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan masyarakat. Partisipasi masyarakat bukan hanya terkait dengan pengumpulan dana, tetapi memiliki kewenangan dalam segala aspeknya.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa hubungan sekolah dengan masyarakat ?
2.    Bagaimana peran serta masyarakat dalam sekolah ?
3.    Apa saja prinsip-prinsip dalam hubungan sekolah dengan masyarakat ?
C.    Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan masyarakat.
2.    Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam sekolah.
3.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam hubungan sekolah dengan masyarakat.
D.    Kegunaan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini.
1.    Secara teoretis, hasil studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai pentingnya pengelolaan hubungan sekolah dan masyaarakat, peran serta masyarakat dalam sekolah dan mengetahui prinsip-prinsip hubungan antar dua komponen tersebut.
2.    Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
E.     Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif dan observasi. Data dalam makalah ini dikumpulkan dan diolah menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan berbagai informasi dan referensi dari berbagai buku sumber yang sesuai dengan tema makalah serta untuk mendapatkan informasi faktualnya kami melakukan observasi langsung ke lapangan.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan teoretis
Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “public relation”, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional.
Menurut Kindred Leslie, dalam bukunya “School Public Relation” mengemukakan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
“hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah”.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mengsukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).
Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan saran–saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155).
B.     Pembahasan
1.      Prinsip-prinsip dalam Membina Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Adapun prinsip-prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dirangkum sebagai berikut:
a.       Kerjasama harus dimodali dengan itikad baik untuk menciptakan citra baik tentang pendidikan.
b.      Pihak awam dalam berperan serta membantu dan merealisasikan program sekolah, hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan/peraturan yang diberlakukan di sekolah.
c.       Berkaitan dengan prinsip dan teknis edukatif, sekolahlah yang lebih berkewajiban dan lebih berhak menanganinya.
d.      Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah harus disalurkan melalui lembaga resmi yang bertanggung jawab dalam melaksanakannya.
e.       Partisipasi/peran serta masyarakat tidak saja dalam bentuk gagasan/usul/saran tetapi juga berikut organisasi dan kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat bagi kemajuan sekolah.
f.       Peran serta masyarakat tidak dibatasi oleh jenjang sekolah tertentu, sepanjang tidak mencampuri urusan teknis edukatif/akademis.
g.      Peran serta masyarakat akan bersifat konstruktif, apabila mereka sebagai awam diberi kesempatan mempelajari dan memahami permasalahan serta cara pemecahannya bagi kepentingan dan kemajuan sekolah.
h.      Supaya sukses dalam “saling berperan serta”, haruslah dipahami betul nilai, cara kerja dan pola hidup yang ada dalam masyarakat.
i.        Kerja sama harus berkembang secara wajar, diawali dari yang paling sederhana, berkembang hingga hal-hal yang lebih besar.
j.        Efektivitas keikutsertaan para awam perlu dibina hingga layak dalam mengembangkan gagasan/penemuan, saran, kritik sampai pada usaha pemecahan dan pencapaian keberhasilan bagi kemajuan sekolah.
2.      Tujuan, Fungsi dan Manfaat Hubungan Lembaga Sekolah dan Masyarakat
a.       Tujuan Hubungan Lembaga Sekolah dan Masyarakat
Elsbree telah mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
1)      Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
2)      Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3)      Untuk mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.
Ketiga tujuan tersebut menggambarkan adanya “two way trafic” atau dua arus komunikasi yang saling timbal balik antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan baik apabila terjadi kesepakatan antara sekolah dengan masyarakat tentang “policy” (kebijakan), perencanaan program dan strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan demikian tidak ada lagi “barrier” atau penghalang dalam melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
b.      Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1)      Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
a)      Sekolah sebagai lembaga pembaharu (agent of change), yang mengintrodaksi perubahan pengetahuan, cara berpikir, pola hidup, kebiasaan dan tata cara pergaulan, dan sebagainya.
b)      Sekolah sebagai lembaga seleksi (selecting agency), yang memilih/membeda-bedakan anggota masyarakat menurut kemampuan dan potensinya dalam memberikan pembinaan sesuai dengan kemampuan itu, agar setiap individu/anggota masyarakat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan potensinya semaksimal mungkin.
c)      Sekolah sebagai lembaga peningkat (class leveling agency), yang membantu meningkatkan taraf sosial warga negara dan dengan demikian mengurangi/menghilangkan perbedaan “kelas” dalam masyarakat.
d)     Sekolah sebagai lembaga asimilasi (assimilating agency), yang berusaha mengurangi/menghilangkan perbedaan-perbedaan atas tradisi, adat dan kebudayaan, sehingga terdapat usaha penyesuaian diri yang lebih besar dalam persatuan dan kesatuan bangsa.
e)      Sekolah sebagai lembaga pemeliharaan kelestarian (agent of preservation), yang memelihara dan meneruskan sifat-sifat budaya yang patut dipelihara dan diteruskan.
2)      Fungsi Masyarakat dalam Pendidikan di Sekolah
Gambar 2.1 : Fungsi Masyarakat dalam Pendidikan di Sekolah
Dalam keseluruhan sistem di atas, masyarakat merupakan :
1)      Sumber (suplier) yang menyediakan peserta didik, guru, sarana dan prasarana penyelenggaraan sekolah.
2)      Konsumen hasil pendidikan sekolah, yang menerima kembali dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan sekolah itu.
3)      Peserta dalam proses pendidikan di sekolah, yang terus menerus mengikutii dan turut mempengaruhi proses pendidikan di sekolah.
c.       Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1)      Penentuan sumber dan kebutuhan belajar. Kualitas murid dalam arti bahwa sekolah yang bersangkutan tidak akan kekurangan murid yang meminatinya sehingga dapat memperoleh murid yang baik serta mampu mempertahankannya untuk tetap mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.
2)      Tersedianya tempat-tempat penelitian. Untuk mengimbangi teori yang diperoleh di sekolah diperlukaan praktek lapangan. Untuk mendapatkan praktek ini banyak dijumpai kesulitan-kesulitan bila ternyata sekolah tersebut kurang mendapat tempat di hati masyarakatnya. Oleh sebab itu hubungan yang baik dengan masyarakat sangat diperlukan.
3)      Pemenuhan sarana dan prasarana. Banyak diantara sekolah-sekolah yang terbentur pada masalah sarana dan prasarana dalam usaha melayani pendidikan untuk masyarakatnya. Melalui hubungan baik dengan masyarakat memungkinkan dapat membantu dalam pemecahan masalah tersebut.
4)      Pemenuhan sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa dan karyanya.
3.      Unsur-unsur Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Unsur-unsur yang terlibat dalam hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain :
a.       Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas pemberian pendidikan bagi warga masyarakat. Artinya bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban memberikan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu segala bentuk dan tujuan sekolah kesemuanya harus diarahkan kepada pembentukan corak pribadi dan kemampuan warga masyarakat sebagaimana menjadi target atau sasaran pendidikan di masyarakat yang bersangkutan.
b.      Orang tua Murid
Hubungan sekolah dengan orang tua murid hendaknya dibawa ke dalam hubungan yang konstruktif dengan program di sekolah. Orang tua tidak dapat terlepas sama sekali dari hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu hubungan antara keduanya hendaklah dibimbing lebih simpatik, dan ini adalah merupakan tugas kepala sekolah.
c.       Murid dan Guru
Murid merupakan unsur sekolah yang sangat penting, begitu juga guru. Tanpa adanya murid, sekolah tidak akan ada. Dia berasal dari lingkungan masyarakat yaitu keluarga yang memperoleh ilmu pengetahuan, dan pendidikan dari persekolahan dengan perantaraan guru.
4.      Teknik-teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat, antara lain:
a.       Laporan kepada orang tua murid
Laporan ini dapat dilakukan setiap triwulan, catur wulan, semester, atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa angka-angka, akan tetapi menyangkut informasi yang bersifat diagnostik, artinya dalam laporan tersebut dicantumkan pula kelebihan dan kelemahan peserta didik.
b.      Buletin sekolah
Buletin ini berisi kegiatan-kegiatan sekolah, artikel guru dan murid, pengumuman-pengumuman sekolah, dan lain-lain.
c.       Surat kabar
Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan.
d.      Pameran sekolah
Merupakan metode untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai aktivitasnya.
e.       Open House
Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mengetahui sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
f.       Kunjungan ke sekolah (school visitation)
Teknik memberikan kesempatan kepada orang tua murid untuk melihat kegiatan murid, keadaan sekolah pada saat pelajaran berlangsung.
g.      Kunjungan ke rumah murid (home visitation)
Dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid, disamping mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua murid.
h.      Melalui penjelasan oleh staf sekolah
Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personil sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan hubungan sekolah dengan masyarakat. Para personil sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kebijakan-kebijakan, program-program organisasi sekolah.
i.        Gambaran keadaan sekolah melalui murid
Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai murid menyebarluaskan isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat.
j.        Melalui radio dan televisi
Radio dan televisi memiliki daya kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk “public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini. Melalui radio dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari kesalahan penyampaian informasi yang sering dilakukan oleh anak-anak kepada orang tuanya, bahkan anak minta iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah.
k.      Laporan tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk memberikan kepada Pengawas sekolah atau kepala Kantor Departemen atau kepada atasannya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberi informasi ini kepada masyarakat. Isi informasi tersebut berkenaan dengan isi laporan tahunan itu. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi dan kondisi murid.
5.      Pemberdayaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Seperti telah diuraikan pada fungsi masyarakat terhadap sekolah, maka berikut ini akan memperjelas pemahaman tentang sumber-sumber yang dapat digali dari pihak masyarakat, antara lain:
a.       Sumber Manusiawi
Orang-orang terkemuka/berpengaruh, cendikiawan, para ahli dengan keterampilan tertentu, orang dermawan dan sosiawan, dan sebaginya yang dapat memberikan bantuan/partisipasinya dalam proses pendidikan di sekolah.
b.      Sumber Sosial
Berupa kelompok, organisasi, baik formal maupun informal dengan berbagai norma, peraturan kebiasaan-kebiasaan yang turut mempengaruhi proses pendidikan di sekolah.
c.       Sumber Kebudayaan dan Agama
Dengan berbagai nilai hidup dan kehidupan, tradisi, ajaran, serta kebudayaan dan kesenian yang turut membina dan memperkaya pendidikan di sekolah.
d.      Sumber Lingkungan Fisik
Keadaan alam dengan segala kekayaannya yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan di sekolah.
e.       Sumber Materi Keuangan
Yang datangnya secara formal dari pemerintah dan secara informal dari pihak-pihak lain dalam masyarakat.
6.      Partisipasi Masyarakat
Berkomunikasi sampai menimbulkan relasi, akhirnya diharapkan dapat membina partisipasi masyarakat. Dengan partisipasi dimaksudkan bukan hanya “pasif” yang tidak menolak suatu gagasan atau ajakan, tetapi harus “aktif” menerima gagasan dan ajakan itu, dan berusaha mensgukseskannya. Sumbangan dalam partisipasi dapat diperinci menurut jenisnya sebagai berikut :
a.       Partisipasi buah pikiran/ide
Sumbangan pikiran, pengalaman dan pengetahuan, yang diberikan dalam pertemuan, diskusi, rapat, dan sebagainya sehingga menghasilkan suatu keputusan.
b.      Partisipasi tenaga
Dengan memberikan tenaga (dan waktu) untuk menghasilkan sesuatu yang telah diputuskan.
c.       Partisipasi keahlian/keterampilan
Dimana seseorang bertindak sebagai ahli, penasehat, resources, dan sebagainya. Yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
d.      Partisipasi harta benda
Berupa iuran atau sumbangan, baik dalam bentuk benda atau uang, secara tetap atau insidental. Ada beberapa prasyarat untuk dapat menciptakan partisipasi, yaitu:
1)      Adanya rasa senasib-sepenanggungan: bahwa maju mundurnya sekolah berarti maju mundurnya masyarakat.
2)      Keterikatan terhadap tujuan: bahwa tujuan pendidikan di sekolah adalah tujuan masyarakat di mana sekolah itu berada.
3)      Adanya prakarsawan: diperlukan kepemimpinan, baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak profesional, yang dapat menimbulkan motivasi untuk bekerjasama.
4)      Adanya iklim (suasana/situasi) yang baik: hubungan antar anggota msyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, harga menghargai, tidak ada curiga mencurigai, iri hati, dan sebagainya.
7.      Usaha Mengenal Masyarakat
Sebelum sampai ketaraf kerjasama, dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan sekolah diperlukan persiapan-persiapan yang mendalam, terutama usaha-usaha untuk mengenal masyarakat. Bukan saja masyarakat harus mengenal sekolahnya, tetapi juga (bahkan sangat perlu) sekolah harus mengetahui opini-opini yang ada dalam masyarakat, mengetahui sikapnya terhadap pendidikan, mengetahui sumber-sumber pengaruh yang dapat mengubah pendapat umum terhadap sekolah, dan sebagainya. Seperti biasanya dilakukan survey terlebih dahulu “a sosiological survey is the method of obtaining information on life within the geographical area served by the school(L.W. Kindred, 1957:39). Hal-hal yang perlu diteliti untuk diketahui, ialah yang secara langsung atau tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk membina hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:
a.       Karakteristik populasi : jumlah, kelamin, distribusi umur, jumlah dan batas-batas umur-sekolah, pekerjaan, dan sebagainya.
b.      Ekonomi : income, sumber-sumber penghasilan, distribusi kekayaan, jumlah/presentase penganggur/yang bekerja, dan sebagainya.
c.       Organisasi-organisasi : formal, informal, organisasi sosial, organisasi keagamaan, dan hubungan antara organisasi-organisasi.
d.      Saluran-saluran komunikasi : saluran vertikal, horizontal baik formal maupun informal.
e.       Kepemimpinan yang memegang peranan dalam masyarakat : formal, informal, perorangan atau lembaga.
f.       Kegiatan-kegiatan masyarakat : terutama dalam bidang pendidikan.
g.      Tenaga kependidikan di masyarakat.
Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari sumber-sumber informasi di atas dapat dilakukan dengan cara: interview, mengadakan angket/questionaire, mempelajari dokumen/catatan, dan membentuk advisory commitees (Panitia Penasehat) yang terdiri dari orang-orang di luar pendidikan. Data hasil survey itu, setelah disusun dan dianalisa, akan cukup memberikan keterangan mengenai masyarakat, sehingga lebih mudah untuk dihubungi dan diajak berpartisipasi dalam usaha-usaha pendidikan di sekolah yang dirasakan semakin penting dalam membantu kemajuan dunia pendidikan modern dewasa ini.



BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    SIMPULAN

Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama.
Hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan baik apabila terjadi kesepakatan antara sekolah dengan masyarakat tentang “policy” (kebijakan), perencanaan program dan strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan demikian tidak ada lagi penghalang dalam melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.

B.     SARAN
Agar sekolah dan masyarakat tidak terjadi kesenjangan kedepannya, masyarakat harus ikut berperan aktif dalam pembangunan sekolah sehingga dapat membantu hal-hal yang dibutuhkan oleh sekolah tersebut, selain itu dengan adanya hubungan yang baik dengan masyarakat akan terjalin hubungan kerjasama yang baik, dan dengan hal tersebut masyarakatpun dapat berperan serta dalam menjaga keamanan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. [online] tersedia : http://proverita.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-hubungan-sekolah-dengan.html [11 September 2014]
Mamusung dan Sukartin, 2000. Pengelolaan Pendidikan; Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.Jakarta : PT. Raja Grapindo persada 2002.
Mulyasa, 2002. Manajemen Berbasisi Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.




















LAMPIRAN


LAMPIRAN
A.    Profil Sekolah Tempat Observasi
Nama Sekolah     : MA Manbaululum
Status Sekolah     : Swasta
Mulai Berdiri       : 2006
Alamat                 : Pameungpeuk, Ds. Gunajaya, Kec. Manonjaya, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat
Kode Pos             : 46197
B.     Profil Narasumber
Nama                   : H. Nugraha S. Ag
Tanggal Lahir      : Tasikmalaya, 11 Januari 1965
Jabatan                : Kepala Sekolah MA Manbaululum
Mulai Bertugas    : 1 Oktober 1986
Seluruhnya          : 28 Tahun
Sesuai SK            : 23 Tahun
Ijazah Terakhir    : S-1
Tahun                  : 2000
C.    Pertanyaan dan Jawaban Hasil Wawancara
1.      Sejak kapan sekolah berdiri dan bagaimana proses berdirinya?
Sekolah mulai berdiri tahun 2006 dibawah naungan yayasan dan dibantu oleh swadaya masyarakat.
2.      Dilihat dari segi kuantitatif kira-kira berapa persentase minat masyarakat sekitar terhadap MA Manbaululum?
Minat sekolah masyarakat sekitar, khususnya Desa Gunajaya diperikirakan mencapai 75% dan 25% lainnya adalah minat masyarakat luar.
3.      Adakah kontribusi yang telah sekolah berikan untuk masyarakat?
Tentunya sangat banyak. Kontribusi sekolah untuk masyarakat diantaranya untuk memberikan pengajaran dan pendidikan kepada masyarakat sekitar terutama dalam bidang ilmu agama agar melahirkan lulusan yang shaleh, sehat dan pintar. Sekolah juga memberikan peluang usaha untuk masyarakat. Pihak sekolah sengaja tidak memfasilitasi siswa dengan koperasi atau kantin sekolah agar masyarakat bisa berjualan sekitar sekolah dan mendapatkan keuntungan.
4.      Adakah kontribusi yang telah masyarakat berikan untuk sekolah?
Kontribusi masyarakat pada sekolah juga sangat banyak. Diantaranya tadi saya sudah jelaskan, bahwa di sekolah ini tidak ada kantin. Berkat masyarakat sekitar yang banyak berjualan di area sekitar sekolah, maka siswa kami bisa jajan dengan bebas. Lalu, masyarakat juga berkontribusi dalam membatu melengkapi sarana dan prasarana sekolah dan bakti sosial.
5.      Apa upaya-upaya yang dilakukan sekolah agar masyarakat percaya dengan kualitas sekolah ini?
Dengan banyak-banyak mensosialisasikan program-program sekolah, metode belajar, ekstrakulikuler dan sebagainya. Kami juga mensosialiasikan visi-misi sekolah kami untuk meyakinkan masyarakat bahwa sekolah kami mempunyai kualitas bagus dan sudah terakreditasi.