Jumat, 13 Februari 2015

Latar belakang Allah SWT menurunkan Al-Qur’an



1. Sebutkan latar belakang Allah SWT menurunkan Al-Qur’an ?
Al-Qur’an tidak diturunkan Allah sekedar untuk mencari berkah dari membacanya, menhadi hiasan dinding rumah, atau dibacakan kepada orang yang meninggal dunia agar mendapat rahmat dari Allah.
Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an untuk memastikan petunjuk-Nya bagi perjalanan hidup manusia, sehingga kehidupan mereka dapat diatur dengan petunjuk dan agama yang diturunkan-Nya. Dengan cahaya petunjuk-Nya, Allah memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk menuju jalan yang lebih lurus, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang.
Al-Qur’an tidak diturunkan oleh Allah untuk dibacakan kepada orang-orang yang meninggal dunia, tetapi untuk dijadikan sumber hukum bagi orang-orang yang hidup. Ia tidak diturunkan untuk menjadi hiasan dinding, tetapi untuk menjadi hiasan bagi manusia itu sendiri.
Berkah yang diberikan oleh Al-Qur’an akan muncul ketika kita mengikuti dan mengamalkannya, sebagaimana difirmankan oleh Allah:
“Dan Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat.” (Al An’am:155) 
Al-Qur’an itu menunjukkan sendiri berbagai tujuan diturunkannya Al-Qur’an oleh Allah; yaitu diamalkan dalam kehidupan umat manusia. Sebuah penjelasan yang lebih jelas dari fajar yang menyingsing di pagi hari. Misalnya firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu…” (AnNIsaa’: 102)
 “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dan mukjizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang-benderang (Al Qur’an). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari pada-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” (An Nisaa’: 174-175)
“…Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizing-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang kurus.” (Al Maa’idah: 15-16)  
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…” (Al Maa’idah: 48)
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah Allah turunkan kepadamu…” (Al Maa’idah:49)
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf: 2)
“…Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia kepada gelap gulita kepada cahya yang terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Terpuji.”(Ibrahim: 1)
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” (Al Israa’: 9-10)
Adalah penting bagi kita agar kita mengamalkan Al Qur’an dan mengikuti petunjuknya dengan baim untuk memahami dengan jelas apa yang dikehendaki oleh Allah dari kita di dalam kitab suci-Nya itu. Dan hal ini sangat bergantung kepada baiknya pemahaman kita terhadap Al Qur’an, kebenaran kita dalam menafsirkan ayat-ayat dan hukum-hukumnya, sehingga kita tidak mengada-adakan suatu perkataan yang tidak dikatakan olehnya, dan tidak memberikan beban yang tidak mampu ditanggung olehnya, menambahkan sesuatu yang tidak ada padanya, mengurangi sesuatu yang telah ada padanya, atau mengakhirkan sesuatu yang mestinya didahulukan dan mendahulukan sesuatu yang mestinya diakhirkan. Pemahaman yang baik seperti ini memerlukan kaidah dan aturan yang mampu mencegah permainan orang-orang yang tidak benar, penakwilan orang-orang yang bodoh, dan kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang menyimpang.
2. Siapakah Zaid Bin Tsabit ?

Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari (612 - 637/15 H)), (Bahasa Arab: زيد بن ثابت), atau yang lebih dikenal dengan nama Zaid bin Tsabit, adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dan merupakan penulis wahyu dan surat-surat Rasulullah SAW. Ia adalah keturunan Bani Khazraj. Ia mulai tinggal bersama Rasulullah ketika hijrah ke Madinah. Zaid pernah ikut perang Khandaq yang dipimpin Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil, Zaid senang menghapal Al-Qur'an. Ia juga memiliki daya ingat yang kuat sekali. Dalam peperangan Tabuk, Muhammad menyerahkan bendera Bani Najjar kepada Zaid yang sebelumnya dipegang Umarah. Beliau berkata, "Al-Qur'an harus diutamakan! Zaid lebih banyak menghapal Al-Qur'an daripada engkau". Dan satu lagi yang sangat memukau dari Zaid bin Tsabit. Pada waktu itu, khalifah Abu Bakar sedang mencari sekretaris yang tekun, pandai, rajin, dan juga ulet. Ditunjuklah Zaid bin Tsabit. Walau sempat menolak, Zaid akhirnya resmi menjadi sekretaris Abu Bakar setelah dibujuk. Zaid diberi tugas pertama yang cukup berat oleh Abu Bakar. Ia harus mengumpulkan dan menuliskan kembali ayat-ayat suci Al-Qur'an. Zaid sempat tak yakin, namun, setelah diyakinkan, ia akhirnya mau menjalankan tugas itu. Zaid sangaat berjasa bagi seluruh kaum muslim. Karena berkat Zaid, kaum muslim bisa membaca Al-Qur'an. Dahulu, Al-Qur'an ditulis pada kulit, ataupun daun. Tulisannya hanya terlihat samar. Dan dulu, Al-Qur'an tidak tersusun rapi seperti sekarang. Pada tahun 45 Hijriah, dunia berduka. Zaid bin Tsabit telah menghembuskan napas yang terakhir pada usia 56 tahun.
3. Sebutkan perbedaan kitab dengan shuhuf ?

Kitab adalah wahyu allah yang disampaikan kepada para nabi dan rasul dan wajib disampaikan kepada manusia. Sedangkan shuhuf adalah firman allah yang disampaikan kepada para nabi, tetapi tidak wajib disampaikan kepada manusia.

Perbedaan antara kitab dan shuhuf antara lain:
1. Kitab dibukukan, tetapi shuhuf tidak dibukukan.
2. Kitab wajib disampaikan kepada manusia, tetapi shuhuf tidak.
3. Isi kitab lebih lengkap dari shuhuf

4. Amatilah perilaku-perilaku yang menunjukan iman kepada kitab-kitab Allah !

Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT :
1.    Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain
2.    Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya
3.    Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri majlis ta’lim
4.    Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5.    Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat
6.    Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid
7.    Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.


5. Klasifikasikan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an

v Hukum-hukum :
1.        Q.S. An-Nisa’                      : Ayat 15-16
2.        Q.S. Al-Alaq                        : Ayat 1-5
3.        Q.S. An-Nisa'                      : Ayat 22-24
4.        Q.S. Al-Maidah                  : Ayat 5
5.        Q.S. Al-Bhaqarah              : Ayat 269

v Aqidah :
1.         Q.S. Al-Bhaqarah              : Ayat 235
2.         Q.S. Ar-Ruum                     : Ayat 20-25
3.         Q.S. Al-Hujurat          : Ayat 1
4.         Q.S. At-Taubah          : Ayat 100
5.         Q.S. An-Nahl              : Ayat 44

v Tarikh / Sejarah :
1.         Q.S. An-Nazi'at                  : Ayat 15-26
2.         Q.S. Thaha                           : Ayat 99
3.         Q.S. Al-Bhaqarah              : Ayat 30-38
4.         Q.S. Maryam                      : Ayat 98
5.         Q.S. Ash-Shaffat                 : Ayat 102-107