Jumat, 16 Oktober 2015

Kondisi Fisik dan Sosial Kawasan Asia Tenggara

Peta Asia Tenggara
a.      Sejarah
 Wilayah Asia Tenggara merupakan bagian dari Benua Asia. Nama untuk kawasan ini pertama kali dipakai pada abad XX. Sebelumnya dikenal dengan sebutan India Belakang. Wilayah Asia Tenggara meliputi Semenanjung Indo-Cina dan Melayu serta beberapa kepulauan di sekitarnya. Luas wilayah daratannya sekitar 4.817.000 km² dan perairan lautnya sekitar 5.060.100 km².
b.      Kondisi Geografis
 Berdasarkan garis lintang dan garis bujur, wilayah Asia Tenggara berada pada posisi 28º LU-11ºLS dan 93ºBT-141ºBT. Sebagian besar berada di belahan bumi utara. Asia Tenggara berada di daerah lintang rendah sehingga beriklim tropis dicirikan oleh curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari yang panas sepanjang tahun. Hanya sebagian kecil yang beriklim subtropis, yaitu Myanmar bagian utara. Angin Muson sangat memengaruhi musim di wilayah Asia Tenggara. Angin Muson Timur menyebabkan musim kemarau, sedangkan angin Muson Barat menyebabkan musim hujan. Selain itu, Asia Tenggara juga dipengaruhi oleh angin Pasat yang bertiup dari daerah subtropis menuju ekuator yang sering membentuk badai yang merusak wilayah negara Myanmar dan Filipina.
 Berdasarkan letak geografis, Asia Tenggara berada di antara benua Australia dan daratan utama Asia. Wilayah Asia Tenggara berada di antara tiga daerah perairan, yaitu Samudra Hindia dan Teluk Benggala di bagian barat, Laut Cina Selatan di utara dan Samudra Pasifik di timur. Secara geografis, Asia Tenggara dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah Indo-Cina (Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Laos) dan wilayah Kepulauan Melayu/Nusantara (Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste dan Filipina).
c.       Batas Wilayah
1)      Batas utara : Republik Rakyat Tiongkok
2)      Batas selatan : Australia dan Samudra Hindia
3)      Batas barat : India, Bangladesh dan Samudra Hindia
4)      Batas timur : Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
Letak wilayah Asia Tenggara sangat strategis karena berada di antara dua samudra yang menghubungkan negara-negara barat dan timur sehingga menguntungkan kegiatan perdagangan dan pariwisata di Asia Tenggara. Wilayah Asia Tenggara dilewati garis ekuator yang melewati negara Indonesia dan garis balik utara yang melewati negara Myanmar.
d.      Kondisi Geologi
Kawasan Asia Tengara, jika ditinjau secara geologis keadaan umur batuannya bervariasi mulai dari kuarter yang paling muda (10 ribu – 1,6 juta tahun) sampai prekambrium yang paling tua (570 juta – 4,6 milyar tahun). Sedangkan bila ditinjau dari kenampakan permukaan buminya, Asia Tenggara merupakan pertemuan gugusan Pegunungan Muda Mediterania dan Sirkum Pasifik. Gugusan ini bertemu di Kepulauan Indonesia bagian timur, tepatnya di perairan Maluku arah Palung Banda.
 Kawasan Asia Tenggara di lalui dua jalur atau rangkaian gunung api, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.Tabrakan lempeng tektonik karena gerakan saling mendekat menimbulkan pegunungan. Tabrakan datar lempeng juga dapat menimbulkan palung samudera, apabila salah satu lempeng menunjam ke dasar laut. Gerakan lempeng yang saling menjauh bisa membentuk pematang samudera di dasar laut dan lembah retak di daratan. Sedang gerakan saling menggeser antar lempeng menimbulkan sesar. Selain pegunungan, perbukitan, dan dataran tinggi, di kawasan ini juga tersebar beberapa dataran rendah, yang meliputi delta, lembah, dataran banjir, maupun dataran pantai, dan lain-lain sebagainya.
e.       Iklim
 Menurut iklim matahari, sebagian besar wilayah negara-negara Asia Tenggara terletak pada iklim laut tropis, yaitu terletak antara garis balik (matahari) utara 23½° LU dan garis balik (matahari) selatan 23½° LS. Secara umum, negara-negara Asia Tenggara beriklim monsoon dengan ciri-ciri setengah tahun mengalami musim basah dan curah hujan tinggi, setengah tahun berikutnya mengalami musim kemarau (kering).

 Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara,  temperatur rata-rata tinggi sepanjang tahun, antara 24°C – 28°C dengan perbedaan hari-hari terpanas dan terdingin tidak mencolok, yaitu ± 5°C. Di daerah sekitar 20° LU terasa adanya perbedaan temperatur pada musim kemarau dan musim hujan. Namun, perbedaannya tidak mencolok. Di daerah pegunungan terdapat daerah bertemperatur rendah hingga mencapai 9°C, di antaranya Thailand bagian utara, sedangkan daerah pegunungan di Indonesia ada yang mencapai titik beku dan bersalju abadi, misalnya Pegunungan Jayawijaya di Irian Jaya.