Tampilkan postingan dengan label Makalah Pendidikan Kurikulum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah Pendidikan Kurikulum. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Oktober 2013

Makalah Tentang Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
  1. Tujuan
Melalui pemaparan topik ini mahasiswa diharapkan:
·         Memiliki wawasan/pemahaman yang luas tentang landasan pengembangan kurikulum.Mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan.
·         Memiliki sikap yang positif bahwa setiap landasan pengembangan kurikulum harus dijadikan dasar pertimbangan oleh para guru, kepala sekolah terutama dalam mengembangkan isi maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga program pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.          Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi, kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi tujuan dan garis bersar program pengajaran akan tetapi akan berarti setelah diterjamahkan secara relevan dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai bentuk operasional system kurikulum.
B.     Rasional Mengapa Kurikulum Pendidikan Harus Ada
Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Kurikulum memuat komponen-komponen seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Oleh karenanya kurikulum pendidikan harus ada.
Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Nah, untuk dapat mewujudkan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai tujuan baik di tingkat pra sekolah, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan akan morat-marit, tidak tahu kemana arah tujuan yang akan dicapai. Akan tetapi dengan adanya kurikulum akan mempermudah untuk melaksanakan dan mengimplemantasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemuadia guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum.
C.    Yang Berhak Untuk Mengubah Dan Menyusun Kurikulum
Selama ini kurikulum disusun oleh pakar-pakar pendidikan yang berada di tingkat pusat. Dari kurikulum tersebut kemudian diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum KTSP yang disusun disetiap tingkat satuan pendidikan. Jadi yang berhak mengubah dan menyusun kurikulum adalah guru dan kepala sekolah yang merupakan actor yang mengerti bagaimana kondisi real peserta didiknya. Kurikulum diubah sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya sehingga dapat meningkatkan potensi, kemampuan, bakat, minat peserta didik serta dapat melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai moral serta budaya yang ada di masyarakat. Dalam penyusuan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak selain guru yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat sehingga kurikulum benar-benar dapat menjadi jembatan bagi tercapainya tujuan sekolah yang telah dirumuskan.
D.    Azas Yang Diperhatikan Dalam Pengembangan Kurikulum
a)      Azas Filosofi
Azas filosofi merupakan azas yang berkaitan dengan pandangan ke depan “What man can become?”akan menjadi apa seseorang di masa depan. Pengembangan kurikulum harus melihat ke depan, akan dijadikan seperti apa anak-anak kelak, sehingga dalam langkah pengembangan kurikulum lebih terarah dan dapat mencapai tujuan seperti yang telah dirumuskan. Azas ini tentunya memperhatikan bagaimana perkembangan yang terjadi di masyarakat secara global sehingga lulusan yang dihasilakan dapat diterima oleh masyarakat sebagai pengguna output. Rendahnya moralitas sekarang ini merupakan satu contoh kegagalan kurikulum yang diterapkan, karena kurangnya perhatian terhadap aspek moral yang dikembangkan masih berorientasi pada pencapaian hasil belajar semata yaitu nilai ujian yang tinggi.

b)      Asas Sosiologi
Azas sosiologi berkaitan dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakat sekitar, karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat sehingga dalam pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat secara luas. Dari hasil dan proses pendidikan formal akan dihasilakan output yang sadar dan paham akan nilai-nilai yang ada di masyarakat sehingga nantinya dapat menjadi “ agent of social change (agen perubah nilai-nilai sosial tentunya ke arah yang lebih baik)” dan “conservation of value (mengkonservasi nilai-nilai menuju pada suatu tatanan masyarakat sosial yang harmonis dan lebih baik)”.
c)      Azas Psikologi
Bahwa dalam pengembangan kurikulu harus memperhatikan aspek perkembangan peserta didik yaitu psikis, fisik, dan belajar peserta didik sehingga benar-benar akan dapat menjadikan peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan minat. Hal ini berkaitan dengan “how to teach” bagaimana guru mengajar berkaiatan dengan rancangan pembelajaran yang disusun, metode, dan media pembelajaran agar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
d)      Azas Organisatoris
Azas organisatoris mengacu pada organisasi kurikulum.
e)      Azas Yuridis
Bahwa dalam Negara hukum untuk dapat melaksanakan kurikulum perlu adanya payung hukum sebagai asas legalitas dan keabsahan kurikulum. Contoh UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003.
E.     Prinsip-Prinsip Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengembangan Kurikulum
a.      Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi adalah kedekatan hubungan. Apabila dikaitkan denganpendidikan dengan masyarakat maka harus memilki keterkaitan yang erat sehingga hasil pendidikan yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan peserta didik di masyarakat.
Prinsip relevansi menurut Soetopo & Soemanto bahwa relevansi kurikulum :
Ø  Pertama : relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Hal ini berkaitan dengan isi tau muatan kurikulum seperti bahan pengajaran hendaknya disesuaikan dengan kehidupan anak didik.
Ø  Kedua : relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan dating. Materi atau bahan yang diajarkan akan bermanfaat bagi kehidupan anak didik di masa yang akan datang.
Ø  Ketiga : relevansi dunia pendidikan dengan dunia kerja. Kurilukum diakitkan dengan dunia kerja.
Ø  Keempat : Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Kurikulum mampu memberikan peluang dan kesmpatan kepada anak didik untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.      Prinsip Fleksibilitas
Artinya bahwa kurikulum yang dikembangkan harus memilki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Dalam hal ini berkaitan dengan fleksibilitas dalam memilih program pendidikan dan fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran.
c.       Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi terkait dengan usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang optimal. Jadi dalam pengembangan kurikulum harus efisien, sehingga seperti yang terjadi di pendidikan kita dengan berubah-ubahnya kurikulum malah justru semakin membingungkan pelaksana pendidikan yaitu guru.
d.      Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efektivitas kurikulum berkaitan dengan proses mengajar pendidik, dan proses belajar peserta didik.
e.       Prinsip Kesinambungan
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis dan program pendidikan, serta bidang studi. Pertama kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah yang menyangkut bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya, dan bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat yang lebih rendah tidak diajarkan lagi pada tingkat yang lebih tinggi, sehingga tidak terjadi tumpang tindih bahan pelajaran. Kedua, kesinambungan diantara berbagai bidang studi yang berkaitan dengan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lain.
f.        Prinsip berorientasi tujuan
Bahwa langkah awal sebelum memilih dan mengembangkan komponen-komponen kurikulum aialah menetapkan tujuan. Kemudian komponen kurikulum lainnya dipilih dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU No.20 Tahun 2003.


B.     Saran – saran
Saran yang di sampaikan penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang pentingnyan kurikulum dalam sistim pembelajaran di sekolah. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datan


DAFTAR PUSTAKA

Ansyar, Mohammad dan Nurtei. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Dirjen Dikti.
Karyadi, Benny dan Ibrahim. 1996. Pengembangan Inovasi dan Kurikulum Modul 1 – 6. Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algerindo.
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. 1996. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia No.XX Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

Makalah Perbedaan dan Persamaan KTSP dan Kurikuum 2013

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah  suatu usaha untuk  melakukan proses pembelajaran  bagi peserta didik untuk  mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.
Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Kurikulum  yang dipakai saat ini, mengacu pada Undang-
Undang No.20  Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Kurikulum  yang digunakan saat ini adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudut  kurikulum yang digunakan saat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah  merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itu kita selaku calon  pendidik  perlu  mengetahui perbedaan dan persamaan antara 2 kurikulum tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.   Apa itu pengertian pendidikan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum  dan bagaimana struktur kurikulum tersebut?
3.  Bagaimana peran kurikulum dalam pendidikan ?
4.  Apa persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ?
5.  Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan.
2. Mengetahui lingkup dan struktur kurikulum .
3. Mengetahui dengan pasti peran kurikulum dalam pendidikan.
4. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.
5. Memahami dengan baik tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing kurikulum.
D. Metode Penelitian
Metode literatur : metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan dan penyusunan laporan, sekaligus dijadikan sebagai landasan dalam penulisan laporan.

BAB II
KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
A. Pengertian Pendidikan dan Kurikulum
2.1 Pengertian Pendidikan
  • Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari kata ”didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata ”me” sehingga menjadi ”mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
  • Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
  • Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
  • Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
  • Menurut Langeveld, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
  • Menurut J.J. Rousseau,Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai pengertian Pendidikan, yaitu  salah satu proses yang dilakukan oleh pemerintah secara sadar dan terencana untuk memajukan negaranya melalui ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan negaranya.
2.2 Pengertian Kurikulum
  • Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
  • Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)
  • Menurut wikipedia, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
B.  KTSP dan Kurikulum 2013
2.2.1  KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP.  Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip Pengelolaan KBS ini mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan “kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan “Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya. KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Struktur KTSP  (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
No.KomponenAlokasi Waktu KTSP SD
  Kelas
 Mata Pelajaran123456
A.Mata Pelajaran  T   
1.Pendidikan  E333
2.Pendidikan  Kewarganegaraan PM222
3.B.Indonesia EA555
4.Matematika NT555
5.Ilmu Pengetahuan Alam DI444
6.Ilmu Pengetahuan Sosial EK333
7.Seni Budaya dan Keterampilan K 444
8.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesenian A 444
   T    
B.Mutlok A    
 a. Budaya Daerah N 222
 b. Bahasa Inggris   222
 c. ……………(disesuaikan)   222
        
C.Pengembangan Diri   2*)2*)2*)
 Jumlah262728363636
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Keterangan :
1. 1 (Satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
2. Kelas 1, 2 dan 3 pendekatan Tematik, alokasi waktu per mata pelajaran di atur sendiri oleh SD/MI
3. Kelas 4,5, dan 6 pendekatan mata pelajaran
4. Sekolah dapat memasukan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
5. Mengenal pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasi waktu per-mata pelajaran sedangkan dalam PMB menggunakan pendekatan tematis.
Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
17. Berpusat pada siswa.
18. Menggunakan berbagai sumber belajar.
19. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
Sedangkan kelemahan dari kurikulum KTSP :
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi.
2.2.2 Struktur Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh Pemerintah, karena ini  merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yakni :
1. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
2. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012.
3. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.
4. Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Struktur Kurikulum 2013
Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4
Kelebihan dari Kurikulum  2013:
“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua program studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan
Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam. Sementara di Indonesia, “tagihan” hanya mendapat sertifikat
kelemahan kurikulum  2013:
“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu.
Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
“UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.
Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
http://edukasi.kompas.com
C. Perbedaan Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Perbedaan Struktur  KTSP dan Kurikulum 2013:
1. Struktur Kurikulum 2013 pelajarannya lebih sedikit dari pada kurikulum KTSP yaitu yang semula berjumlah 11 mata pelajaran menjadi 7 atau 6  pelajaran. Ke tujuh mata pelajaran tersebut yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN),  Bahasa Indonesia, Matematika, Pengetahuan Umum, Kesenian, dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan (PJOK).
2. Kelas I-VI  menggunakan metode belajar tematik.
3. Penambahan waktu mata pelajaran.
4. Pemisahan mata pelajaran IPA dan IPS.
Persamaan Struktur KTSP dan Kurikulum 2013:
1. Dibuat dan dirancang oleh Pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
2. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP

Berbagai macam perubahan Kurikulum, hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan tugas kita sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa.  Kurikulum mana pun yang akan kita gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif juga. ” Ayo kita cerdaskan anak bangsa,!!”

Rabu, 16 Oktober 2013

Makalah Kurikulum 2013

ORGANISASI  KURIKULUM DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
       I.            PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.[1]
    II.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian dan Bentuk Organisasi Kurikulum?
2.    Apa Saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum?
 III.            PEMBAHASAN
1.    Pengertian dan bentuk organisasi kurikulum
a.    Pengertian organisasi kurikulum
   Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.[2]
b.    Bentuk organisasi kurikulum
Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.      Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
Organisasi kurikulum ini digolongkan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975.
Ciri-ciri organisasi kurikulum ini dilihat dari berbagai segi  sebagai berikut:
a)          Dilihat dari segi tujuan
Keuntungannya:
Ø Dapat mencapai pengetahuan secara mendalam.
Ø Dapat menstandarkan pengetahuan peserta didik yang tersebar di banyak tempat.
Ø Dapat menyeragamkan fasilitas yang disediakan.
Kekurangannya:
Ø Pengetahuan yang didapat kurang luas
Ø Sarana pendidikan jadi kaku
Ø Kurikulum kurang fleksibel
b)         Dilihat dari segi bahan
Keuntungannya:
Ø Disediakan dari pusat
Ø Luas bahan terbatas
Ø Bahan mudah diatur secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Buku acuan kurang diperhatikan
Ø Bahan disusun urutannya oleh penulis buku
c)          Dilihat dari sudut metode mengajar
Keuntungannya:
Ø Bentuk pengajaran secara progresif linier
Ø Tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi
Kekurangannya:
Ø Metode yang digunakan bersifat teacher centered
Ø Banyak metode yang dilakukan bersifat tradisional
Ø Metode ceramah dan hafalan kurang dapat membentuk perkembangan pribadi
Ø Kegiatan belajar bersifat ekspositorik
d)         Dilihat dari segi guru
Keuntunggannya:
Ø Persiapan bahan relatif mudah
Ø Bahan sudah siap dipakai
Ø Tidak perlu mengadakan bahan banding
Kekurangannya:
Ø Kurang kreatif
Ø Kalau ketinggalan buku, guru tidak dapat mengajar
Ø Dibatasi waktu penyampainnya
e)          Dilihat dari segi peserta didik
Keuntungannya:
Ø Beban tugas tidak terlalu banyak
Ø Dapat belajar secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Tidak membedakan perbedaan individual
Ø Tidak berinisiatif[3]
2.      Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield curriculum) ini termasuk ke dalam jenis kurikulum berkolerasi. Ciri-ciri umum kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:
a.       kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis.
b.      Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok bahasan.
c.       Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah digariskan.
d.      Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
e.       Guru berperan selaku guru bidang studi
f.       Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa, pendidikan moral Pancasila, pendidikan keterampilan, ilmu keguruan dsb.
3.      Core Curriculum (kurikulum inti)
Berbagai pengertian tentang kurikulum inti (core curriculum) sebagai berikut:
1.      Menurut Spears, mengatakan bahwa:
“the provision of a Common body of growth experiences, usually spoken of as the core curriculum”
2.      Leonard menyatakan bahwa:
“..that part of the curriculum, which takes as its major job, is the Development of personal social responsibility and competency needed by all youth to serve the needs of a democratic society”
3.      Alberty menyatakan bahwa:
“the core may be regard as that aspect of the total curriculum which is basic for all student, and which consists of learning Activities that are organised whitout reference to conventional subject or lines”
4.      Romine menyatakan bahwa:
“The core curriculum, core program, or core course may be defined as the part of the total curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally longer blocks of time”
Ciri-ciri core curriculum sebagai berikut:
v  Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif
v  Penggunaan teknik problem solving dalam core program
v  Guru dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
v  Penilaian dilakukan dengan bermacam bentuk
4.      Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya sebagai berikut:
v  Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya
v  Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
v  Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa.
v  Metode penyampaiannya menggunakan metode korelasi.
v  Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa mulai dikembangkan.[4]
Meskipun demikian, correlated curriculum mempunyai kelemahan yang ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:[5]
1.      Tujuan pengajaran
Kadang-kadang kabur karena kompleks
2.      Bahan
bahan tidak sistematis, luas bahan tidak ditentukan batasannya
3.      Sarana/prasarana
Kadang-kadang tidak tersedia dan mahal
4.      Evaluasi
Ujian dilakukan secara lokal, dalam rapor tidak menggambarkan peserta didik itu pandai atau tidak, hanya dapat dilakukan secara konsekuen oleh sekolah swasta.
5.      Guru
Pembagian tugas pada team teaching perlu penyesuaian, tidak semua guru sanggup melaksanakan
6.      Peserta didik
Kurang mempunyai pengetahuan yang dalam, kurang mempunyai pengetahuan yang seimbang antar bidang studi untuk setiap bidang studi pengetahuan.
5.      Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang pelaksanaannya disusun secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi sebagai berikut:
v  Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
v  Berdasarkan psikologi belajar gestalt atau organismik
v  Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial kultural
v  Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa
v  Bentuk kurikulum initidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran tetapi lebih luas.[6]
2.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.    Prinsip relevansi
Dalam Oxford Advanced Dictionary of Curent English, kata relevansi atau relevan mempunyai arti connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut:
v relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik
v relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
v relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
v relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
2.    Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.
3.    Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan .
4.    Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa optimal.
5.    Prinsip berorientasi tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu.
6.    Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.[7]
7.    Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam konteks ini bisa kontinuitas yang bersifat vertikal dan kontinuitas yang bersifat horizontal. Kontinuitas vertikal adalah kontinuitas antar level pendidikan yang satu dengan yang lainnya. Kontinuitas horizontal dapat dipahami sebagai ada sambungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.[8]
 IV.            KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.    Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
2.    Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
3.    Core Curriculum (kurikulum inti)
4.    Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
5.    Integrated Curriculum
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.   Prinsip relevansi
2.   Prinsip fleksibilitas
3.   Prinsip efektivitas
4.   Prinsip efisiensi
5.   Prinsip berorientasi tujuan
6.   Prinsip dan model pengembangan kurikulum
7.   Prinsip kontinuitas
    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan sampaikan, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pelafalannya kami mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.