Selasa, 07 Oktober 2014

cerpen : demi sahabat

Siang itu sepulang sekolah aku dan sahabatku menuju lapangan untuk berkumpul mengikuti kegiatan organisasi sekolah. Saat itu aku melihat seseorang yang asing bagiku, dia seorang cowok yang bisa dibilang pendiam, alim, tingginya hampir sama denganku, kulitnya sawo matang dan pembawaannya tenang.
“hai, murid baru ya?” sapku padanya
Di hanya membalasnya dengan senyuman, setelah itu kami saling lebih akrab lagi. Kami selalu datang bersama saat mengikuti kegiatan dalam organsasi tersebut, hingga pada suatu hari sahabatku datang dengan begitu jengkelnya padaku.
“kok, kamu dekat banget sama anak baru itu? Kamu suka ya sama dia?” ucapnya menuding
Aku hanya terdiam binggung saja dengan tingkah sahabatku itu.

“inget ya jangan kam coba deket deket lagi sama dia, karena aku suka dengannya. Ingat itu” ancamnya lagi
Aku binggung saat itu mangapa hanya karena orang yang baru kita kenal bisa hingga merusak persahabatan.
Siang itu seperti biasanya aku mengikuti kegiatan organiasi sekolah itu lagi, kegiatan saat itu adalah pbb, kami berbaris bersama di sampingku tepat ada cowok baru itu lagi dan di belakangku ada sahabat dekatku, tiba tiba aku terjatuh dan saat itu juga tidak ada yang menolong aku. Aku mencoba untuk membangunkan tubuhku sendiri.
Sesampai rumah aku memutuskan untuk pindah dari sekolahan tersebut dan keluar dari organisasi tersebut. Aku pun putuskan tidak berpamitan pada teman teman terutama sahabatku sendiri. Aku putuskan untuk mengganti namaku. Agar mereka tak mememukanku lagi.
Mungkin saat itu aku adalah pecundang yang hanya dapat melarikan diri begitu saja karena aku ingin sahabatku bahagia dengan keinginannya.
Satu tahun aku berada di sekolah baruku, aku mendengar berita akan ada organisasi dari sekolah lain untuk mengisi ekstrakulikuler di sekolah baruku. Aku berharap itu bukan organisasi dari sekolah lamaku.
Siang itu kegiatan ekstra kuikuler dimulai aku pun kaget karena itu adalah organisasi dari sekolah lamaku. Dan yang masuk ke ruang kelas itu adalah cowok baru itu dan shabatku serta rekan rekan lain yang aku kenal. Tapi mereka tak mengenaliku karena aku merubah penampilanku dan namaku pastinya.
“eh, kakak pembina yang ganteng itu pacarnya dia loh” ujar teman semejaku
“sungguh” jawabku dengan senyuman.
Yang dimaksud teman semejaku adalah cowok baru itu dan sahabat dekatku itu. Saat itu juga aku melihat cowok baru itu berubah ia semakin belagak sombong dan laksana penguasa, ya karena dia diangkat sebagai ketua organisasi tersebut. Aku pun merasa kecewa dengan tingkah mereka.
“maaf kak, mengapa kakak bersikap seperti itu. Saya rasa sebagai ketua kakak tidak lah pantas bersikap seperti itu” ucapku membatah perkataan cowok baru itu
“anak itu ngajakin berantem tuh!” ucap sahabatku
Cowok baru itu berjalan menuju mejaku, aku kuatkan mentalku menghadapinya. Aku harap dia tidak mengenaliku.
“anandita utama putri seorang pengusaha batubara yang amat terkenal, pindah kesekolah ini satu tahun yang lalu. benar kan?” ucap cowok baru itu
Aku tercengang melihat pengakuannya tentang diriku, dia sangat sangat mengetahui kehidupanku, hingga aku tak dapat menjawab apa apa.
“hah” seluruh kelas juga ikut tercengang melihat hal itu
Mengapa dia bisa tahu hal itu, apa jangan jangan dia sudah mengenali bahwa aku… lamunku terpecahkan ketika cowok baru itu berkata
“kenapa diam? Apa kita sudah kenal sebelumnya?” tanyanya curiga denganku
“maaf kak, saya tidak saya baru bertemu saat ini dengan kakak pastinya saya belum mengenal kakak” ucapku
Sebenarnya aku tidak mengetahui nama cowok baru itu, dulu saat aku akrab dengannya, aku tidak sempat berkenalan kami pun akrab dengan begitu saja tanpa perkenalan sebelumnya. Setelah itu terus terjadi percecokan kecil antara aku, sahabatku dan cowok baru itu. Hingga bel pulang pun berbunyi yang menghentikan perdebatan kami.
“inget ya? Urusan kita belum selesa” ucap cowok itu sembari memberikan senyuman padaku
Aku tak membalas senyuman itu, aku lekas memalingkan wajahku.
“kacau ini, bener bener kacau” ucapku menarik perhatian sahabatku
“eh, bukannya udah biasa kamu mengkritik kayak gitu, kok kamu kayak ketakutan gitu” tanya teman semejaku
“em… Eh… Ya gak… Ya ya… Opss, maaf lagi eror”
“eh kamu malah dapat kesempaan bagus itu”
“kok, bisa justru gue buat masalah besar”
“eh, denger ya banyak orang di sekolah ini terutama para cewek untuk dekat dengan kak ikal”
“eh tunggu tunggu. Kamu kak ikal itu siapa?”
“anak ini bener bener eror, ya udah kamu pulang dulu gih istirahat biar sembuh tuh eror”
Aku hanya tersenyam mendengar nasehat dari teman satu mejaku itu. Aku juga berharap agar organisasi itu, karena aku gak mau menggangu mereka lagi.
Satu minggu berlalu, terdengar kabar bahwa cowok baru itu pidah ke sekolahanku, aku sangat kaget mendengar hal itu, dan yang paling mencengangkan lagi dia sekelas denganku.
Pagi itu aku mengikuti pelajaran pertamaku dengan cowok baru itu, tapi anehnya dia tidak belagak seperti saat mengisi ekstrakulikuler satu minggu lalu. Dia kembali menjadi dia yang dulu, pendiam dan apa adanya. Aku heran melihat tingkahnya itu, aku pun menjaga sikap agar aku tidak salah sikap selama di berada di kelas. Hingga pada akhirnya aku sudah tak kuat lagi berpura pura bersikap seperti ini, sikapku kembali seperti dulu, ramah, banyak bicara, cepat akrab, dan selalu berkomentar pada siapapun saja.
Pada suatu siang cowok itu mendatangiku dan mengintrogasiku, aku berusaha mengelak sebisaku, tapi dia membuat aku mengakui bahwa aku adalah teman lamanya yang tiba tiba menghilang. Aku pun tak bisa lagi menyembunyikan semua itu, aku pun mengakui semuanya. Tetapi tiba tiba sahabatku datang dan marah marah padaku karena aku bersama cowok baru itu yang sekarang menjadi pacarnya, aku tak mendegarnya aku buru baru meninggalkan mereka berdua.
Dua hari sudah aku tidak masuk sekolah untuk menenangkan diri, apakah aku harus pergi lagi, agar semuanya bisa kembali seperrti dulu, tapi ini sudah hampir ujian nasional tidak mungkin aku harus pindah sekolah lagi. Pagi itu pun aku putuskan untuk masuk sekolah, sesampainya di sekolahan aku mendapat sambutan hangat dari teeman semejaku. Aku menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi. Dia dapat memkluminya.
Jam pulang sekolah pun berbunyi aku bergegas pulang, tiba tiba cowok baru itu menghadang jalanku. Kemudian dia menceritkan apa yang ia lakukan selama satu tahun ini untuk mencariku, dan akhirnya dia daapat bertemu denganku sekarang, dia juga menyampaikan bahwa dia menyukaiku selama ini, sejak pertama bertemu. Dia juga memperkenalkan dirinya karena selama ini kami belum sempat berkenalan.
Aku tak membalas cintanya, walaupun sebenarnya aku juga mencintainya, karena saat itu dia masih terikat dengan sahabatku sendiri. Aku pun juga menceritakan kenapa aku pergi begitu saja meninggalkannya, kemudian dia menyuruhku untuk menunggu sebentar disini. Dia pergi meninggalkanku menuju ke depan kantor disana ada sahabatku menunggu. Aku mendegar percecokan di antara mereka, aku binggung apa yang terjadi saat itu.
Setelah mereka selesai cowok baru itu datang kepadaku, dan ia mengungkapkan perasaannya padaku, aku tak bisa berkata apa apa lagi, aku merasa semua ini mimpi dimana aku menghancurkan persahabatanku gara gara cowok baru yang baru kita kenal, entah apa yang aku rasakan saat itu aku senang karena aku dapat lagi menjalin hubungan baik dengan orang yang aku sayangi tapi di sisi lain aku sedih karena aku gagal menjaga perasaan sahabatku yang aku pertahankan satu tahun ini.